Cerita Thai Leurd Katiyya | Assalamulaikum...Hai
korang...seperti biasa entri autopost ni.. hihihi naik jemu orang
asyik yang sama nak bagitaw ni.. tengok tak gambar kat bawah kenal tak
hero dan heroin cerita thailand Luerd Kattiya a.k.a The Princces yang
popular sekitar tahun 2003 masa tu Cik Ash baru lepas habis SPM hihihi...
Mesti korang nak tahu pasal apa Cik Ash nak throwback mengenai cerita thailand ni hihihi, sejak dapat kak ipar orang sebelah thailand ni suka nak belajar bahasa thai...Tak la saja jer sebenarnya... dan lagi satu abang Cik Ash kata muka isteri dia macam artis thai. Tu la terfikir-fikir juga siapa la dia. Bila tertengok drama ni sekali imbas ada nampak nak iras-iras.
Drama Luerd Kattiya merupakan drama kedua yang mengandingkan dua pelakon Jessadaporn dan Phiyada Akkraseranee (betul ke tidak ejaan ni tak tahu la harap maaf kalau salah) maklum la Cik Ash ni tak mahir lagi bahasa thailand ni. Walapun baru dua drama yang mereka bergandingan bersama, kalau dilhat pasangan ini benar-benar kelihatan sangat serasi bersama kan. Macam kita tengok pelakon hindustan Shah Rukh Khan dan Kajol tu mereka berdua serasi berlakon di Bolloywood.
Tapi sayang drama ini merupakan gandingan terakhir dan lepas tu tak ada dah kan cerita thailand ditayangkan di tv kan.
Sinopsis Cerita Thai Leurd Katiyya
Drama ini dibuka dengan adegan perang antara Khemarat dan Yasothorn, yang dimenangkan dengan mutlak oleh Yasothorn. Sementara itu di istana Yasothorn, lahirlah seorang puteri yang kemudian berdasarkan tanggal lahirnya diberi nama Tipayaratdara Kumaree yang memiliki arti "a lady who is the jewel of heavenly star". Dara juga sudah diramalkan bakal menjadi penerus takhta Yasothorn. Mendengar itu, isteri dari saudara Raja yang memang punya hati yang kurang baik langsung bertindak dengan memberi racun pada minuman Raja yang mengakibatkan Raja wafat seketika. Sehingga takhta diambil alih oleh adiknya, dan secara automatik menjadikan Dara yang seharusnya adalah Putri Mahkota pertama, hanya sebagai pewaris takhta ketiga setelah Putra Mahkota Sittiprawat, dan Putri Khekhai-Jaras (anak yang membunuh ayah Dara). Gelar itu akan resemi disematkan padanya setelah dia berumur 20 tahun.
Ibu Dara sangat yakin dengan ramalan itu, sehingga dia sangat keras saat mendidik Dara. Berkat didikan keras ibunya itu, Dara tumbuh menjadi gadis yang pintar dan berwawasan luas. Meski begitu, Dara sama sekali tidak punya obsesi untuk memilik kekuasaan apapun. Sehingga dia sering merasa bosan kerana harus terus mengikuti semua hal yang ibunya inginkan.
Suatu ketika, Dara yang penuh rasa penasaran memutuskan untuk pergi ke pulau dibelakang istananya yang katanya terdapat banyak hantu dan binatang buas. Di situ dia bertemu dengan seorang pemuda tampan yang mengaku bernama Anothai. Sejak saat itu Dara menjalin persahabatan dengan Anothai, yang lama kelamaan menumbuhkan rasa cinta diantara mereka berdua, dan pulau itu menjadi tempat pertemuan rahsia mereka. Tentu saja Dara tidak mengatakan pada Anothai kalau dirinya adalah seorang putri kerajaan.
Anothai masuk akademi militer dan kemudian berteman dekat dengan sang Putra Mahkota yang kebetulan juga ikut sekolah ditahun yang sama dengannya.
3 tahun berlalu, Anothai lulus dari akademi militer dengan nilai terbaik sehingga tanpa perlu ikut tes lagi, dia langsung direkrut menjadi pengawal Putra Mahkota. Sementara itu, di tahun yang sama Dara juga genap berusia 20 tahun, yang mana berarti akan ada upacara rasmi penyematan gelar Putri Mahkota ketiga untuknya.
Sebagai pengawal Putra Mahkota, Anothai wajib hadir di acara apapun yang dihadiri oleh Putra Mahkota. Itu berarti Anothai juga akan menghadiri upacara penyematan gelar pada Dara. Dara berusaha untuk melarang Anothai datang,namun atas nama kewajiban, Anothai tidak bisa menuruti keinginan Dara. Bertapa terkejutnya Anothai saat mengetahui kalau putri Tipayaratdara Kumaree yang selama ini selalu berusaha menghindar untuk bertemu dengannya itu, adalah Dara, wanita yang selama ini dicintainya. Dara berusaha menjelaskan namun bagi Anothai suatu kebohongan tetaplah kebohongan. Selain itu dia merasa kalau dirinya yang hanyalah seorang pengawal kerajaan biasa sangat tidak pantas mencintai seorang Putri Kerajaan. Sehingga dia mulai menghindari Dara, yang tentu saja membuat Dara merasa sangat sedih dan kecewa. Namun Dara tidak pernah berputus asa untuk terus meyakinkan Anothai akan cinta mereka, kerana bagi Dara, status keluarga itu bukanlah hal yang penting.
Anothai akhirnya mulai bisa menerima keadaan, kerana walau bagaimanapun dia tetap tidak bisa melupakan Dara, sehingga mereka mulai menjalin kembali hubungan mereka. Namun kali ni, perjalanan cinta mereka semakin tidak mudah, kerana Pangeran Chaiyan, sang Putra Mahkota dari Kerajaan Khemarat juga ikut dalam persaingan memperebutkan Dara. Serta posisi Anothai sebagai pengawal sekaligus sahabat Putra Mahkota yang juga secara terang-terangan mengakui mencintai Dara, membuat Anothai terjebak dilema antara cinta dan kewajiban.
Besarnya rasa cinta Anothai terhadap Dara membuatnya rela melakukan dan mengorbankan apapun demi sang putri, kerana bagi Anothai cinta itu berarti menempatkan orang yang dicintai di tempat yang paling baik.